Selasa, 15 Mei 2012

Tantangan Miterealis Han Gagas

Esai Kumpulan Cerpen Ritual
Oleh Saifur Rohman

Cerpen-cerpen Indonesia mutakhir diwarnai oleh komodifikasi yang bisa disingkat dengan jimat "cerpen koran". Bentuknya ringkas, isinya padat, dikemas dengan gaya yang unik, selesailah. Seperti membuat pop mie; cepat saji, segar, dan gurih.
Di tengah-tengah komodifikasi itu, kumpulan cerpen bertajuk Ritual  (2012) karya Han Gagas sesungguhnya bisa diapresiasi sebagai sebuah perlawanan yang betul-betul berani terhadap kemasan cerpen koran. Sungguh pun tidak bisa dimungkiri, 17 cerita dalam kumpulan cerpen sebagian besar sudah dipublikasikan di media lokal maupun nasional. Cerpen-cerpennya tidak mengangkat fakta segar, tetapi mengaduk-aduk ingatan lama yang terkubur di bawah sadar sebagai trauma. 

Kamis, 03 Mei 2012

Memaknai Keunikan Budaya dalam Sastra

Raudal Tanjung Banua
(Riau Pos, 17 Maret 2013)


Sastra adalah dunia yang unik. “Dunia jungkir balik,” kata Budi Darma. Justru keunikan itulah yang menjadi pertaruhan seorang sastrawan, tak mesti dalam bentuk, tapi lebih pada persfektif. Cara pandang pengarang yang unik akan sangat menentukan dunia yang dibangunnya, meskipun secara bentuk (struktur) biasa saja. Cerpen dan novel Kuntowijoyo bisa sebagai pintu masuk apa yang saya maksud. Secara bentuk karya Kuntowijoyo boleh dikatakan konvensional, namun prilaku dan pandangan tokoh-tokohnya berhasil mengusung sisi budaya (Jawa) yang inkonvensional. Yaitu, sisi budaya yang tidak gampang dimaknai, sebab meskipun terlihat sederhana, ia sesungguhnya sangat kompleks.