(Suara Karya, 1 Oktober 2011)
TERMIN realisme ini
merujuk ke konteks sastra, secara naif diartikan sebagai narasi deskripsif yang
mengungkap aspek kehidupan riil/nyata secara langsung, lugas dan cermat. Meski
sesungguhnya kenyataan obyektif tidak bisa utuh ditampilkan dan dikenali lagi
seperti apa adanya, karena yang ditampilkan di dalam teks itu kenyataan yang
telah diseleksi serta digarisbawahi kepentingan subyektif pengarang. Karena itu
lahir sastra bercorak realisme psikis, realisme subyektif (James Joyce, Frans
Kafka), atau bahkan realisme magis (Edgar Allan Poe).